Sabtu, Maret 28, 2009

Gimana sih pengaruh makanan/minuman pas kita minum Obat?

Teman2 ku sekalian,,, kalian tentu sering mikir, gimana sih pengaruh makanan ato minuman saat kita minum obat?. Hasil kerja obat di dalam tubuh kita memang sangat mungkin dipengaruhi oleh makanan atau minuman yang kita konsumsi. Ini dikenal sebagai peristiwa interaksi obat-makanan. Selain dengan makanan, berbagai obat yang kita konsumsi pada saat bersamaan juga dapat saling berinteraksi satu sama lain. Interaksi obat-makanan (food-drug interaction) atau interaksi antarobat (drug interaction) ini dapat mengurangi khasiat atau kemanjuran obat, bahkan dapat menimbulkan efek yang membahayakan pasien. Teh, kopi, susu, tape, atau makanan apa saja yang kita makan berpotensi untuk mengadakan interaksi dengan obat yang kita konsumsi. Sebab itu, minum obat sebaiknya dengan air putih saja, kecuali untuk obat-obat tertentu.

Teh mengandung senyawa tannin yang dapat mengikat berbagai senyawa aktif obat sehingga sukar diabsorpsi atau diserap dari saluran pencernaan. Demikian pula susu. Susu mempunyai sifat dapat menghambat absorpsi zat-zat aktif tertentu terutama antibiotika. Jika obat kurang diabsorbsi, berarti daya khasiat atau kemanjurannya juga akan berkurang. Sehingga penyembuhan mungkin tidak akan tercapai.

Karena itu, jika Anda sedang mengonsumsi antibiotika, misalnya ampisilin, amoksilin, kloramfenikol dan lain-lain, sebaiknya Anda jangan minum susu, apalagi minum obat antibiotika tersebut bersama dengan susu. Jika Anda ingin minum susu juga, sebaiknya tunggu sekitar dua jam setelah atau sebelum minum antibiotika, agar penyerapan obat antibiotika tersebut di saluran pencernaan tidak terganggu.

Tidak semua jenis obat tidak baik dikonsumsi bersama-sama dengan susu. Ada beberapa obat, terutama yang bersifat mengiritasi lambung, justru dianjurkan untuk diminum bersama susu atau pada waktu makan. Gunanya agar susu atau makanan tersebut dapat mengurangi efek iritasi lambung dari obat yang dikonsumsi. Walaupun susu atau makanan dapat sedikit mengurangi daya kerja obat-obat tersebut, namun efek perlindungannya terhadap iritasi lambung lebih bermanfaat dibandingkan dengan efek penurunan daya kerja obat yang sangat sedikit.Obat-obat seperti ini, contohnya obat-obat antiinflamasi nonsteroid seperti asetosal dan ibuprofen, yang biasa diberikan untuk meredakan atau mengurangi rasa sakit, nyeri, atau demam. Begitu juga obat-obat kortikosteroid yang biasanya digunakan untuk meredakan inflamasi (misalnya bengkak atau gatal-gatal) seperti prednison, prednisolon, metilprednisolon, dan lain-lain.

Bagaimana dengan kopi? Kopi, sebagaimana kita ketahui, mengandung kafein. Kafein bekerja merangsang susunan syaraf pusat. Jadi, agar efek stimulan terhadap susunan syaraf pusat tidak berlebihan, hindari mengkonsumsi bahan-bahan yang mengandung kafein seperti kopi, teh, coklat, minuman kola, dan beberapa merek minuman berenergi (energy drink) ketika Anda sedang dalam pengobatan menggunakan obat-obat yang juga dapat merangsang susunan syaraf pusat seperti obat-obat asma yang mengandung teofilin atau epinefrin.

Walaupun sebagian besar rakyat Indonesia bukan peminum alkohol, patut juga disampaikan disini bahwa ketika Anda minum obat sebaiknya sama sekali berhenti minum alkohol. Alkohol mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap fisiologis tubuh sehingga dapat mengganggu atau bahkan mengubah respons tubuh terhadap obat yang diberikan. Contohnya, obat-obat antihistamin atau antialergi (biasanya diberikan untuk meringankan gejala alergi, flu atau batuk) umumnya menyebabkan mengantuk. Konsumsi antihistamin bersama dengan alkohol akan menambah rasa kantuk dan memperlambat performa mental dan motorik.
Alkohol juga akan meningkatkan risiko perdarahan lambung dan kerusakan hati jika dikonsumsi bersama obat-obat penghilang rasa sakit seperti parasetamol atau asetaminofen. Alkohol juga dilarang diminum bersama dengan obat-obat penurun tekanan darah tinggi golongan beta-blocker seperti misalnya propranolol. Kombinasi alkohol-propranolol dapat menurunkan tekanan darah secara drastis dan membahayakan keselamatan jiwa pasien. Tape, walaupun sedikit, sudah kita ketahui mengandung alkohol, terutama tape ketan atau tape beras. Oleh sebab itu sebaiknya kurangi atau hindari makan tape ketika Anda mengkonsumsi obat-obat yang dapat berinteraksi dengan alkohol seperti yang diuraikan di atas.

Sebelum, saat atau setelah makan?

hal lain yang perlu diperhatikan adalah kapan anda boleh meminum obat; setelah makan, sebelum makan atau pada saat makan?

Beberapa obat yang mempunyai efek iritasi pada saluran cerna hendaknya digunakan setelah makan atau pada saat makan. Pada umumnya, obat-obat yang berkhasiat sebagai penghilang rasa sakit, atau disebut analgesik, mempunyai efek iritasi tersebut.
Obat-obat lain justru diberikan untuk mencegah iritasi akibat adanya makanan, contohnya ialah antasida. Untuk obat jenis ini akan lebih diutamakan jika diminum sebelum makan. Ada pula obat yang dapat berinteraksi dengan komponen-komponen dalam makanan yang beraneka ragam. Dan perlu anda ketahui, bahwa respon setiap individu terhadap obat dapat sangat bervariasi. Kebiasaan hidup, pola makan, aktivitas sehari-hari adalah hal-hal yang sangat berpengaruh terhadap kerja obat dalam tubuh.

Pengaruh makanan atau minuman terhadap obat dapat sangat signifikan atau hampir tidak berarti, bergantung pada jenis obat dan makanan/minuman yang kita konsumsi. Selain itu harus pula difahami bahwa sangat banyak faktor lain yang mempengaruhi interaksi ini, antara lain dosis obat yang diberikan, cara pemberian, umur, jenis kelamin, dan tingkat kesehatan pasien. Apa yang diuraikan dalam ruangan ini baru sebagian kecil saja dari pengaruh interaksi obat-makanan terhadap pengobatan yang kita jalani. Untuk penjelasan lebih rinci, jangan ragu-ragu untuk bertanya langsung kepada dokter atau apoteker di apotek

Amankah parasetamol bagi anda?


Coba katakan pada saya siapa diantara kalian yang tidak pernah demaM ? tentunya tidak akan ada satu pun dari kalian yang akan tunjuk tangan dan berkata " saya tidak pernah demam sekalipun", dan bagi kalian yang pernah demam tentu pernah mendengar nama obat yang berlabel Parasetamol. Mungkin hampir semua ibu-ibu akan menyimpan obat parasetamol dalam bentuk apapun ( sirup, tablet atau puyer) dan dalam merk apapun, dalam kotak obat mereka. para ibu itu akan sangat cepat menggerakkan tangan mereka untuk memberikan obat yang berisi parasetamol kepada anak mereka disaat si kecil menderita demam.Mungkin sebagian besar dari kita sudah menjadi sangat tergantung terhadap obat ini, selain karena efeknya sangat cepat untuk menurunkan panas, obat ini juga sangat mudah di dapat dan harga nya juga murah. Dari keadaan masyarakat yang mulai ketergantungan terhadap obat ini, muncul pertanyaan apakah obat ini aman bila digunakan dalam jangka waktu lama? sebelum menjawab pertanyaan tersebut ada baik nya bila kita tahu apa sebenarnya parasetamol itu.

Parasetamol atau asetaminofen adalah obat analgesik and antipiretik yang populer dan digunakan untuk melegakan sakit kepala, sengal-sengal dan sakit ringan, dan demam. Digunakan dalam sebagian besar resep obat analgesik salesma dan flu. Ia aman dalam dosis standar, tetapi karena mudah didapati, overdosis obat baik sengaja atau tidak sengaja sering terjadi.Berbeda dengan obat analgesik yang lain seperti aspirin dan ibuprofen, parasetamol tak memiliki sifat antiradang. Jadi parasetamol tidak tergolong dalam obat jenis NSAID. Dalam dosis normal, parasetamol tidak menyakiti permukaan dalam perut atau mengganggu gumpalan darah, ginjal atau duktus arteriosus pada janin.
Pada dosis terapi, parasetamol jarang menimbulkan efek samping. Kalaupun timbul efek samping pada umumnya:
a) Reaksi alergi (bersifat individual) berupa, gatal, bercak merah di kulit.

b) Iritasi lambung, terutama jika menggunakan dalam dosis tinggi.

c) Pada pemakaian jangka lama secara terus menerus dapat menimbulkan anemia hemolitik, karenanya tidak dianjurkan digunakan pada penderita efisiensi G6PD.
Selain itu pada pengguna alkhohol apabila parasetamol dapat mengakibatkan kerusakan hati.
Dari semua yang disebutkan diatas untuk saat ini parasetamol merupakan obat pilihan untuk meredakan gejala demam, jadi janga takut untuk mengkonsumsi nya asalkan dengan aturan dan indikasi yang jelas sesuai dengan petunjuk dokter